Piutang
merupakan harta perusahaan yang timbul karena terjadinya transaksi penjualan
secara kredit atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
tersebut. Dengan kata lain piutang dapat
diartikan semua tuntutan atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang atau
barang yang timbul akibat penjualan secara kredit yang terjadi dimasa yang
lalu. Menurut PSAK no.9 “piutang usaha
meliputi piutang yang timbul karena penjualan atau penyerahan jasa dalam rangka
kegiatan usaha normal perusahaan, piutang usaha dan lain-lain yang diharapkan
dalam satu atau siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai aktiva lancar”.
A.
Sifat
dan Contoh Piutang
Menurut
SAK (Standar Akuntansi Keuangan) ada dua jenis piutang berdasarkan sumber
terjadinya yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha adalah
piutang yang berasal dari penjualan barang dagangan atau jasa perusahaan secara
kredit sedangkan piutang lain-lain adalah piutang yang timbul dari transaksi
diluar kegiatan usaha normal perusahaan misalnya kelebihan penbayaran pajak.
Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biaa digolongkan sebagai piutang yaitu :
-
Piutang usaha
-
Wesel tagih
-
Piutang pegawai
-
Piutang bunga
-
Uang muka
-
Uang jaminan (Refundable Deposit)
-
Piutang lain-lain
-
Penyisihan piutang tak tertagih (Allowance
for Bad Debts)
Piutang
dinyatakan : sejumlah tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat
ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan
penyisihan untuk piutang yang tidak dapat ditagih. Piutang pemegang saham dan
piutang perusahaan afilisasi harus dilaporkan tersendiri karena memiliki sifat
yang berbeda. Jenis-jenis piutang dalam suatu perusahaan dapat berupa :
-
Piutang usaha (piutang dagang dan
piutang jasa)
-
Piutang pegawai
-
Piutang direksi
-
Piutang pemegang saham
-
Piutang perusahaan afilisasi
-
Piutang lain-lain
B.
Tujuan
Pemeriksaan Piutang
1. Untuk
mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control) yang baik
atas piutang dan traksaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.
Jika
internal control suatu perusahaan baik maka luas pemeriksaan dalam substantif
tes dapat dipersempit. Adapun ciri dari internal control yang baik terhadap
piutang antara lain:
-
Adanya pemisahan tugas dan tanggung
jawab antara penjualan, pengiriman,
penagihan, pengotorisasi, pembuat faktur penjualan, dan yang melakukan
pencatatan.
-
Digunakannya formulir prenumbered
-
Digunakannya prise list dan setiap ada
diskon harus mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang
-
Digunakannya buku pembantu piutang
(kartu piutang) untuk masing masing pelanggan yang selalu diupdate
-
Setiap akhir bulan dibuat analisa umur
piutang ( aging schecule)
-
Setiap akhir bulan jumlah saldo piutang
dari masing-masing pelanggan dibandingkan dengan jumlah saldo piutang menurut
buku besar
-
Setiap akhir bulan dikirim monthly
statement of account kepada pelanggan
-
Uang kas, cek, giro yang diterima dari
pelanggan harus disetor dalam jumlah seutuhnya paling lambat keesokan harinya
-
Mutasi kredit direkening piutang
(berasal dari retur penjualan dan penghapusan piutang) harus diotorisasi oleh
pejabat yang berwenang
-
Setiap pinjaman yang diberikan kepada
pegawai, pemegang saham, perusahaan afilisasi, dan direksi harus diotorisasi
oleh pejabat yang berwenang dan didukung oleh bukti-bukti yang lengkap serta
dijelaskan apakah dikenai bunga atau tidak.
2. Untuk
memeriksa keabsahan (validity) dan keotentikan (authenticity) dari pada piutang
Maksud dari validity yaitu
apakah piutang itu sah, masih berlaku, dan diakui oleh yang mempunyai utang.
Sedangkan maksud dari authenticity yaitu piutang harus didukung oleh
bukti-bukti otentik seperti sales order, delivery order yang sudah ditandatangi
oleh pelanggan dan faktur penjualan.
3. Untuk
memeriksa collectability (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup tidaknya
perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)
Jika allowance terlalu
tinggi : piutang disajikan terlalu kecil (understated), biaya terlalu besar
(overstated), laba rugi terlalu kecil
Jika allowance terlalu
kecil : piutang disajikan overstated, biaya understated, dan laba rugi
overstated
4. Untuk
mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul
karena pendiskontoan wesel tagih (notes reccivable)
Jika ada wesel tagih
yang didiskontokan ke bank sebelum tanggal tajuh tempo maka harus diungkapkan
adanya contingent liability dari pendiskontoan wesel tagih tersebut karna jika
pada tanggal jatuh tempo sipenarik wesel tagih tidak sanggup melunasi wesel
tagih tersebut maka perusahaanlah yang harus melunasi wesel tagih itu beserta
bunganya.
5. Untuk
memeriksa apakah penyajian piutang dineraca sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umu di Indonesia (SAK). Syarat-syaratnya sebagai berikut :
-
Piutang usaha, wesel tagih dan piutang
lain-lain harus disajikan secara terpisah dengan identifikasi yang jelas
-
Piutang disajikan sebesar jumlah kotor
tagihan dikurangi taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih
-
Saldo kredit piutang individual jika
jumlahnya material harus disajikan dalam kelompok kewajiban
-
Jumlah piutang yang dijaminkan harus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
-
Kewajiban bersyarat dalam hubungannya
dengan penjualan piutang yang disertai perjanjian untuk dibeli kembali (kepada
suatau lembaga keuangan) harus dijelaskan secukupnya
-
Piutang pegawai, piutang direksi,
piutang pemegang saham, dan piutang perusahaan afilisasi harus dilaporkan
tersendiri dan dijelaskan apakah kena bunga atau tidak.
C.
Prosedur
Pemeriksaan Piutang
Prosedur
audit dilakukan untuk mendapatkan bahan-bahan bukti yang cukup agar dapat
mendukung pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan. Menurut Sukrisno
Agoes (2004:176), prosedur audit atas piutang usaha sebagai berikut :
1. Pelajari dan evaluasi internal
controlsuatau perusahaan atas piutang dan transaksi penjualan, piutang
dan penerimaan.
2. Buat Top Schedule dan
Supporting Schedule piutang pertanggal neraca. Minta aging shedule dari piutang
usaha pertanggal neraca yang menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo
piutang, umur piutang dan kalau bisa subsequent collections-nya.
3. Periksa mathematical
accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu totalnya ke general
ledger (jurnal umum).
4. Tes cek umur piutang dari beberapa
customer ke subledger piutang dan sales invoice.
5. Kirimkan
konfirmasi piutang berupa : a.)Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan
dikirim surat konfirmasi, b.) Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif
atau konfirmasi negative, c.) Cantumkan nomor konfirmasi baik di
schedule piutang maupun di surat konfirmasi, d.) Jawaban konfirmasi
yang berbeda harus diberitahukan kepada klien untuk dicari perbedaannya, e.)
Buat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi.
6. Periksa subsequent collections
dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas untuk periode sesudah
tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan
(audit field work). Perhatikan bahwa yang dicatat sebagai subsequent
collections hanyalah yang berhubungan dengan penjualan dari periode yang sedang
diperiksa.
7. Periksa apakah ada wesel tagih
(notes receivable) yang didiskontokan, untuk mengetahui kemungkinan adanya
contingent liability.
8. Periksa dasar penentuan
allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yangdisediakan oleh klien
sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan terlalu kecil.
9. Test sales cut-of dengan jalan
memeriksa sales invoice, credit note dan lain-lain, kurang lebih 2 minggu
sebelum dan sesudah tanggal neraca. Periksa apakah barang- barang yang
dijual melalui invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim per tanggal neraca.
Kalau belum cari tahu alasannya. Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun
yang diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya.
10. Periksa notulen rapat,
surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan correspondence file untuk
mengetahi apakah ada piutang yang dijadikan sebagai jaminan.
11. Periksa apakah penyajian
piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia/SAK.
12. Tarik
kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar