Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam
bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam
operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Menurut SAK
ETAP (IAI, 2009; 68), Aset tetap adalah aset berwujud yang:
- Dimiliki
untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk
disewakann ke pihak lain atau untuk administrative dan
- Diharapkan
akan digunakan lebih dari satu periode
Suatu benda berwujud harus diakui
sebagai suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap apabila memenuhi dua
syarat yaitu : Besar kemungkinan (Probable)
bahwa manfaat keekonomian di masa akan datang yang berkaitan dengan aset
tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan dan biaya perolehan aset dapat
diukur secara andal.
Aktiva tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan aktiva
tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Penilaian kembali atau revaluasi
aktiva tetap pada umumnya tidak diperkanankan karena Standar Akuntansi
Keuangan menganut penilaian aktiva
berdasarkan harga perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan
ini dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah. Dalam hal ini laporan keuangan
harus menjelaskan mengenai penyimpangan dari konsep harga perolehan di dalam
penyajian aktiva tetap serta pengaruh
penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan perusahaan. Selisih nilai
revaluasi dengan nilai buku (nilai tercatat) aktiva tetap dibukukan dalam akun
modal dengan nama selisih penilaian kembali aktiva tetap. Jenis transaksi aset
tetap yang sering terjadi antara lain :
1. Perolehan aset tetap secara tunai
atau dengan alat nonomoneter
2. Penghapusan aset tetap melalui
penjualan, pertukaran, pemberhentian, pemakaian atau pembuangan
3. Penyusutan aset tetap selama umur
ekonomisnya
4. Penyewaan aset tetap
Tujuan pemeriksaan aset tetap
1. Memeriksa apakah terdapat internal
control yang baik atas aset tetap
2. Memeriksa apakah aset tetap yang
tercantum di neraca betul – betul ada, masih digunakan dan merupakan milik
perusahaan
3. Memeriksa apakah penambahan aset
tetap dalam tahun berjalan betul – betul merupakan suatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh pejabat yang berwenang,
didukung oleh bukti - bukti yang lengkap dan dicatat dengan benar
4. Memeriksa apakah disposal dari aset
tetap sudah dicatat dengan benar dan telah diotorisasi oleh pejabat yang
berwenang
5. Disposal aset tetap dapat terjadi
dalam bentuk penjualan yang akan menimbulkan laba/rugi penjualan aset tetap,
tukar tambah atau penghapusan aset tetap yang dapat menimbulkan kerugian jika
aset tetap tersebut masih mempunyai nilai buku
6. Memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam
periode yang diaudit dilakukan sesuai dengan ketentuan SAK, dan apakah
perhitungannya sudah benar
7. Memeriksa apakah ada set tetap yang
dijadikan sebagai jaminan
8. Memeriksa apakah penyajian aset
tetap dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
Prosedur
pemeriksaan aset tetap
Prosedur audit yang akan disebutkan
berikut ini berlaku repeat angagements
(penugasan kembali) sehingga dititikberatkan pada pemeriksaan transaksi tahun. Prosedur audit atas aset tetap adalah sebagai berikut :
- Pelajari dan evaluasi internal control atas aset
tetap. Ciri internal control yang efektif untuk aset tetap yaitu :
-
Setiap
penambahan dan penarikan aset tetap harus diotorisasi oleh pejabat yang
berwenang
-
Setiap
penambahan aset tetap harus disesuaikan dengan anggaran
-
Adanya
kebijakan yang jelas dan tertulis tentang capitalization
dendepreciation policy
-
Perusahaan
mempunyai sub buku besar aset tetap yang mencantumkan data-data aset tetap
diantaranya : tanggal pembelian aset tetap, nama supplier, harga perolehan, metode
penyusutan, jumla penyusutan, akumulasi penyusutan dan nilai buku aset tetap.
-
Dilakukannya
inventarisasi/ pemeriksaan yang rutin terhadap aset tetap untuk mengetahui
keberadaan dan kondisi dari aset tetap tersebut
-
Bukti-bukti
kepemilikan aset tetap disimpan ditempat yang aman
-
Aset
tetap diasuransikan oleh perusahaan dengan jumlah/nilai pertanggungngan (insurance coverage) yang wajar.
- Minta kepada klien Top
Schedule Serta Supporting Schedule aset tetap
yang berisikan saldo awal, penambahan serta pengurangan-penguranganya dan
saldo akhir, baik untuk harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya.
- Periksa footing dan cross
footingnya dan cocokkan totalnya dengan general ledger atau sub-ledger,
saldo awal dengan working paper tahun lalu.
- Vouch penambahan serta
pengurangan dari aset tetap tersebut. Untuk penambahan lihat pprovalnya
dan kelengkapan supporting documentnya. Untuk pengurangan
dapat dilihat dari otorisasinya dan jurnalnya apakah sudah dicatat dengan
betul, misalnya bila ada keuntungan atau kerugiann atas penjualan aset
tetap tersebut. Selain itu periksa penerimaan hasil penjualan aset tetap
tersebut.
- Periksa fisik dari aset tetap
tersebut (dengan cara test basis) dan periksa kondisi dan nomor kode dari
aset tetap
- Periksa bukti pemilikan aset
tetap tersebut, untuk tanah, gedung,periksa sertifikat tanag dan IMB (Izin
Mendirikan Bangunan) serta SIPB (Surat Izin Penempatan Bangunan). Untuk
kendaraan periksa BPKB, STNK-nya.
- Buat analisis tentang
perkiraan repair dan maintenance, sehingga
kita dapat mengetahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam
kelompok Capital Expenditures tetapi dicatat
sebagai Revenue Expenditure.
- Periksa apakah aset tetap
tersebut sudah diasuransikan dan apakah insurance coveragenya cukup atau
tidak
- Tes perhitungan penyusutan,
cross reference angka penyusutan dengan biaya penyusutan diperkirakan
dengan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya penyusutan.
- Periksa notulen rapat,
perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank untuk memeriksa apakah ada
aset tetap dijadikan sebagai jaminan atau tidak, dan jika ada maka hal ini
perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
- Periksa apakah ada Commitment
yang buat oleh perusahaan untuk membeli atau menjual aset tetap
- Untuk konstruksi dalam proses
kita periksa penambahanya dan apakah ada konstruksi bangunan dalam proses
(Contruction in Progress) yang harus ditransfer ke aset tetap
- Jika ada aset tetap yang
diiperoleh melalui leasing, periksa lease agreement dan
periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai
dengan standar akuntansi leasing
- Periksa atau tanyakan apakah
ada aset tetap yang dijadikan agunan kredit di bank
- Periksa penyajianya dalam
laporan keuangan, apakah sesuai dengan standar akuntansi keuangan di
Indonesia (SAK/ETAP/IFRS)
Auditor merupakan tempat pemeriksaan atas laporan keuangan. Masraffi merupakan tempat terbaik untuk belajar ilmu akuntansi
BalasHapus